Atap Bangunan Kawasan Lahan Basah
(Atap Rumah Bubungan Tinggi)
Sebagaimana yang diketahui, atap
merupakan penutup bagian atas bangunan yang berfungsi untuk melindungi bagian
dalam bangunan dari hujan, panas maupun salju. Atap kebanyakan berbentuk
miring, namun ada yang berbentuk datar. Dalah hal ini, atap datar juga
diharuskan untuk bisa mengalirkan air turun kebawah (tidak boleh tergenang)
Atap pada bangunan Rumah Bubungan
Tinggi merupakan suatu bagian utama yang dimana merupakan ciri khas pembeda
dengan beragam rumah Banjar yang ada. Atap bubungan menjulang tinggi dan
memiliki kemiringan hingga 600 serta bentuknya sangat khas.
Berdasarkan hasil studi lapangan yang
kami lakukan di Rumah Bubungan Tinggi. Kami mendapati penutup atap pada bangunan
ini adalah sirap. Pada awalnya masyarakat menggunakan daun rumbia sebagai bahan
penutup atap, namun karena faktor keawetan daun yang tidak lama, maka
beralihlah pada sirap.
Dilihat dari aspek struktur,
penggunaan bahan penutup atap sirap dapat mengatasi kestabilan bangunan pada
kondisi lahan yang sangat lemah. Terciptanya atap sirap ini merupakan hasul
kearifan local masyarakat Banjar. Banyak sisa potongan dari kayu ulin yang
selanjutnya dimanfaatkan untuk pembuatan atap sirap.
Dengan
teknologi yang sederhana, dibuat atap sirap dari bahan sisa kayu ulin yang
dibelah tipis (2-3 mm) membentuk lembaran dengan lebar 10-15 cm dan panjang
30-40 cm. Prinsip pembuatan ini tentunya menguntungkan, karena tidak ada bahan
bangunan yang terbuang. Bahan penutup sirap ini juga ringan dan awet. Segi
keawetan dapat bertahan hingga 10 tahun.
Kondisi bangunan pada lahan yang
sangat lemah ini diharuskan untuk ringan. Dengan atap sirap yang ringan dan
awet pastinya akan sangat berkontribusi pada ketahanan bangunan di lahan.
Kestabilan beban pada bagian atas bangunan tentunya akan membantu pada
kekokohan bangunan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar